Teater Garasi Tampilkan ‘Gong ex Machina’ GKJ

Teater Garasi melakukan pementasan teater di Gedung Kesenian Jakarta(GKJ) dari 29-30 November 2018 dengan mengangkat judul ‘Gong ex Machina’. Pementasan ini merupakan hasil kerjasama dengan The Kingdom of Archipelago. Pementasan ini menggunakan pertunjukan teater-bunyi.

Selain bunyi, Teater Garasi turut menyajikan gerak, imaji, narasi, dan makna secara bersamaan bersamaan.

Judul ‘Gong ex Machina’ sendiri, Teater Garasi terinsiprasi dari permainan kata yang menjadi asal muasal istilah teknis teater pada Zaman Yunani Kuno, abad 5 Sebelum Masehi.

Gong ex Machina bermakna gong yang berada di dalam atau hadir melalui mesin. Hal ini disampaikan langsung oleh Yudi Ahmad Tajudin yang merupakan sutradara sekaligus kolaborator pada pertunjukkan ini.

Pertunjukkan ini menurut Yudi sangat berbeda dengan pertunjukkan-pertunjukkan yang pernah di gelar oleh Teater Garasi. Perbedaan mendasar dan paling besar adalah ‘Gong ex Machina’ menyajikan bebunyian yang membuat pertunjukkan lebih hidup.

Untuk instrumen musik dalam pertunjukkan ini, komposer asal Jepang, Yosuhiro Morinaga akan memberikan energi lain sehingga membuat pertunjukkan ini akan memiliki nilai lebih.

Dikemas dengan tata suara 3D-immersive

Menurut Yosuhiro Morinaga, gong berfungsi sebagai media komunikasi untuk entitas supra-natural. Pertunjukkan ‘Gong ex Machina’ menggunakan gong sebagai media untuk komunikasi dengan entitas supra-natural seperti yang dijelaskan oleh Morinaga.

Selain gerak dan bunyi, hal lain yang juga disajikan pada pertunjukkan ini adalah sistem tata suara 3D-immersive. Untuk memaksimalkan hal ini, dalam pertunjukkan ini Tetsushi Hirai yang merupakan penata suara asal Jepang turut andil bagian.

Untuk para pemain yang akan mengisi berbagai peran dalam pertunjukkan ini berasal dari berbagai lintas disiplin seperti Mian Tiara, Gunawan Maryanto, Dwi Windarti, Wulang Sunu, Ignatius Sugiarto, MN Qomaruddin, dan Arsita Iswardhani.

Menggaet berbagai profesional dalam bidangnya, pertunjukkan ini akan menyajikan pertunjukkan yang mewah dan memberikan pengalaman yang berbeda bukan hanya bagi para pemainnya tetapi juga untuk penonton yang akan menghadiri pertunjukkan di GKJ pada 29-30 November ini.

Nonton Teater vs Nonton Bioskop

Saat ini, masyarakat disajikan banyak sekali jenis hiburan yang bisa dipilih. Masyarakat bisa memilih hiburan sesuai dengan minat yang disukainya. Dari berbagai jenis hiburan yang ada, menonton bioskop mungkin salah satu yang menjadi primadona masyarakat kita saat ini.

Bertolak belakang dengan menonton bioskop, rasa-rasanya masih sedikit masyarakat Indonesia yang pernah menyaksikan pertunjukkan teater. Boro-boro menyaksikan, tau lokasi untuk menonton pertunjukkan drama saja mungkin tidak banyak masyarakat Indonesia yang mengetahui hal tersebut.

Meskipun sama-sama menyajikan hiburan, baik pertunjukkan teater atau bioskop memiliki keunggulan masing-masing. Memang tidak bisa dibandingkan secara mutlak tentang menonton bioskop dengan menyaksikan langsung pertunjukkan teater.

Baik teater maupun menonton bioskop, keduanya memberikan pengalaman tersendiri. Tak jarang ada orang yang masih enggan menonton teater langsung karena informasi yang memang kurang dan juga harga tiket yang biasanya cenderung lebih mahal.

Teater vs Bioskop

Jika ditanya kepada masyarakat Indonesia secara luas, mungkin akan sangat mudah mencari orang yang sudah pernah menonton bioskop – sebaliknya, mungkin kita akan kesulitan mencari orang yang sudah pernah menyaksikan pertunjukkan tetaer secara langsung.

Teater merupakan seni pertunjukkan yang memainkan berbagai peranan sesuai dengan cerita. Berbagai genre bisa dihadirkan dalam pertunjukkan teater. Tak jarang pertunjukkan teater juga melibatkan orang-orang ternama seperti aktor, aktris, penata panggung, koreografer profesional.

Sementara, bioskop merupakan tempat untuk menyaksikan film melalui roll film. Di bioskop, penonton hanya disuguhkan film yang sudah jadi alias rekaman.

Dari 2 hal tadi terlihat bahwa teater memiliki keunggulan dalam hal pengalaman. Tetapi bioskop merupakan tempat menyaksikan film hasil produksi dengan berbagai efek canggih apalagi film luar.

Bicara tentang harga, orang yang menyaksikan bioskop cukup mengeluarkan uang sekitar 30-50ribu rupiah saja. Untuk menyaksikan teater sendiri, tak jarang pertunjukkan teater dihadirkan secara gratis. Meskipun begitu, memang lebih banyak pertunjukkan teater yang berbayar dan untuk HTM sendiri bervariasi tetapi biasanya akan lebih mahal ketimbang bioskop.

Meskipun teater lebih mahal, tetapi tentu pengalaman menonton pertunjukkan tanpa potongan seperti di film memberikan daya tarik tersendiri. Melihat pertunjukkan teater kamu bisa melihat langsung pemain beradegan, sementara bioskop hanya bisa disaksikan melalui layar. Jika kamu belum pernah menyaksikan pertunjukkan teater, cobalah sesekali menyaksikan teater dan rasakan keseruannya.

Pertunjukkan Kesenian Tak Lekang Oleh Zaman

Saat ini, ada banyak sekali pilihan hiburan yang bisa dipilih oleh masyarakat. Bahkan dari smartphone yang bisa dibawa kemana saja bisa memberikan hiburan tersendiri. Ini belum ditambah dengan televisi, laptop dan berbagai hiburan lain yang bisa didapatkan begitu mudah untuk sekarang. Meskipun demikian, pertunjukkan langsung masih menjadi salah satu hal yang tidak bisa terpinggirkan meskipun zaman terus berkembang.

Ini seperti pertunjukkan kesenian yang bisa disaksikan secara langsung baik di gedug pertunjukkan atau pun ditempat umum. Selalu bisa membawa dan membuat penonton merasakan energi positif sesaat setelah melihat pertunjukkan kesenian secara langsung.

Ada banyak jenis pertunjukkan seni yang bisa disaksikan secara langsung. Mulai dari seni tari, teater, musik tradisional hingga campuran dari semuanya. Seni sendiri sangat universal, sehingga membuat banyak orang yang menyukai meskipun telah banyak pilihan hiburan seperti zaman sekarang.

Pengalaman berbeda menyaksikan pertunjukkan seni secara langsung

Mungkin Anda pernah bertanya-tanya, mengapa orang rela mengeluarkan uang banyak untuk menonton langsung pertandingan sepak bola – bukankah menonton di televisi lebih nyaman dan tidak perlu berdesak-desakan?

Jawaban dari pertanyaan ini adalah kepuasaan. Benar, kepuasaan yang dirasakan oleh penonton layar kaca dan langsung sangat jauh berbeda. Hal yang sama juga dirasakan oleh mereka yang menikmati pertunjukkan kesenian secara langsung sebagai hiburan dibandingkan dengan memilih hiburan lain sepertin menonton televisi, bioskop atau yang sejenis.

Di Jakarta, terdapat beberapa gedung kesenian yang biasa memiliki jadwal pertunjukkan kesenian. Gedung Kesenian Jakarta(GKJ) merupakan salah satu gedung kesenian yang masih cukup aktif digunakan untuk tempat pementasan kesenian.

Gedung yang memiliki gaya ala Eropa ini merupakan peninggalan sejarah yang sudah cukup lama. Pernah beberapa kali mengalami pengalihan fungsi, kini GKJ menjadi salah satu ikon di Jakarta dan menjadi salah satu tempat mencari hiburan alternatif.

Di GKJ, Anda bisa melihat berbagai pertunjukkan seni yang sedang dipentaskan. Tentu saja ini tergantung dari siapa yang menampilkan, dan jika beruntung, hari dimana Anda sedang kesana merupakan seni pertunjukkan yang memang Anda gemari.

Berada di kawasan startegis, GKJ bisa dijangkau dengan berbagai pilihan transportasi umum. Dengan begitu, Anda bisa dengan mudah mengunjungi tempat ini tanpa perlu khawatir tentang transportasi. Kapan mencoba kesini?

Perbedaan Antara Teater dan Drama

Perbedaan Antara Teater dan Drama

Drama dan teater adalah kata-kata yang berkaitan dengan seni pertunjukan. Keduanya memiliki arti yang sangat mirip yang cukup membingungkan banyak orang. Bahkan, orang menggunakan kata-kata ini secara bergantian, yang mana tidak benar. Perbedaan antara drama dan teater akan disorot dalam artikel ini, untuk memungkinkan pembaca untuk menggunakan kata-kata ini dengan benar.

Drama adalah kata yang berasal dari bahasa Yunani Dran, yang berarti melakukan atau melakukan. Secara harfiah berarti tindakan. Drama memiliki banyak bentuk dan harus ditafsirkan sebagai istilah umum dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah teater.

Tindakan atau proses melakukan permainan di depan audiens adalah dramatisasi. Drama bisa menjadi episode kehidupan, seperti 9/11, bagian di perpustakaan DVD atau perpustakaan drama. Drama juga lebih kepada fiksi yang penuh dengan emosi dan konflik.

Teater adalah personifikasi drama di atas panggung. Ini membutuhkan ruang, individu yang memainkan karakter, dan orang-orang yang melihat tindakan (penonton). Teater adalah upaya kolektif banyak orang, dramawan atau dramawan, sutradara, aktor, dan teknisi untuk membuat penonton percaya bahwa apa pun yang terjadi di panggung adalah nyata. Teater adalah seni pertunjukan yang sangat penting, dan dengan berlalunya waktu, ia telah mengambil banyak bentuk baru seperti sinetron televisi dan bahkan film, di mana ada latihan dan mengambil sedangkan, di teater, tidak ada fasilitas seperti itu untuk para pemain.

Menonton Teater dan Drama di Jakarta

Di Jakarta, terdapat Gedung Kesenian Jakarta yang merupakan tempat pertunjukkan seni. Di gedung ini, Anda dapat menyaksikan berbagai pertunjukkan seni dan ini juga termasuk pertunjukkan teater dan drama.

Bila Anda tertarik dan penasaran ingin menonton pertunjukkan seperti drama atau teater, Anda dapat mengecek jadwal pertunjukkan yang ada di Gedung Kesenian Jakarta. Dengan ini, Anda akan mendapatkan alternatif hiburan lain yang tidak kalah menarik!

Alasan Harus Menonton Teater

Ada banyak alasan mengapa teater telah ada selama ribuan tahun, dan masih terus berkembang. Banyak orang menggambarkan teater sebagai sesuatu yang magis, dan sungguh pengalaman yang luar biasa.

Pertama dan terutama, teater membawa orang bersama. Banyak orang pergi ke pertunjukan dengan kelompok anggota keluarga dan teman. Teater tidak hanya membawa Anda ke tempat yang sama, tapi ini memungkinkan Anda untuk berbagi pengalaman pertunjukan tertentu itu satu sama lain. Saya bahkan pernah mendengar cerita tentang orang-orang yang berteman dengan mereka yang duduk di sebelah mereka di bioskop.

Bagi banyak orang, teater telah menjadi tradisi. Mungkin ini acara tahunan bersama keluarga Anda. Broadway New York. Terlepas dari spesifiknya, teater bisa menjadi hal yang indah untuk dibagikan satu sama lain, dan tidak akan pernah tua! Pertunjukan baru, gedung teater baru, aktor baru, direksi baru, sebut saja … setiap pertunjukan akan terasa baru yang pernah dilihatnya sebelumnya atau tidak.

Kedua, seperti buku dan film, pertunjukan teater memungkinkan kita melarikan diri untuk sementara waktu. Tidak seperti buku atau film sekalipun, teater sering terasa lebih nyata karena penonton berbagi ruang yang sama dengan para aktor. Meskipun ini menunjukkan kepada Anda bagaimana memasuki dunia cerita, dan untuk sementara meninggalkan kehidupan kita sendiri, pelarian ini juga bisa membawa makna ke dalam kehidupan kita juga. Mungkin ceritanya menyajikan perspektif dunia yang berbeda yang tidak Anda sadari sebelumnya. Seringkali, pertunjukan teater menunjukkan kepada kita cinta, kekuatan, tekad, dan lain-lain yang perlu kita pindahkan dalam kehidupan kita.

Sebaliknya, membantu Anda untuk sementara menghindari kenyataan, pertunjukan teater dengan situasi yang sama dengan Anda. Sementara acara membawa kegembiraan dan tawa, mereka juga bisa membawa kesedihan. Tapi ini bukan atribut negatif jika Anda merasakan hal yang sama seperti karakternya. Mereka tidak hanya mengalami hal yang sama seperti Anda, tapi juga bisa menunjukkan bagaimana cara melewatinya.

Menonton teater sama dengna menghargai dan mengapresiasi seniman

Terakhir, sama seperti seni apapun, Anda dapat benar-benar menghargai kerja keras dan dedikasi para aktor, direktur, perancang set, staf produksi, dan lain-lain yang membawa pertunjukan menakjubkan kepada Anda berkali-kali.

Ini hanya beberapa insentif mengapa Anda harus pergi ke bioskop. Sebenarnya ada jutaan. Jika Anda menyukai teater, apa alasan mengapa Anda pergi?

Melihat Guangzhou Opera House, Gedung Seni Di China

Seperti kerikil di sungai yang dihalut oleh erosi, Gedung Opera Guangzhou berada dalam harmoni yang sempurna dengan lokasi tepi sungai. Gedung Opera berada di jantung perkembangan budaya Guangzhou. Desain bokong uniknya meningkatkan kota dengan membukanya ke Sungai Mutiara. Desain ini menyatukan bangunan budaya yang berdekatan dengan menara keuangan internasional di kota baru Zhujiang di Guangzhou.

Auditorium 1.800-kursi di gedung Opera House merupakan teknologi akustik yang paling mutakhir, dan ruang multifungsi 400 kursi yang lebih kecil dirancang untuk pertunjukan seni, opera dan konser di babak tersebut.

Desainnya berevolusi dari konsep pemandangan alam dan interaksi yang menarik antara arsitektur dan alam; terlibat dengan prinsip erosi, geologi dan topografi. Desain Gedung Opera Guangzhou sangat dipengaruhi oleh lembah sungai – dan cara mereka berubah karena erosi.

Garis lipat dalam lanskap ini menentukan wilayah dan zona di dalam Gedung Opera, memotong nuansa interior dan eksterior dramatis untuk sirkulasi, lobi dan kafe, dan membiarkan cahaya alami menembus ke dalam bangunan. Transisi halus antara elemen yang berbeda dan tingkat yang berbeda melanjutkan analogi pemandangan ini. Unit gypsum fiber-fiber reinforced gypsum (GFRC) telah digunakan untuk interior auditorium untuk melanjutkan bahasa arsitektur fluiditas dan kelancarannya.

Menjadi fasilitas budaya

Gedung Opera Guangzhou telah menjadi katalisator untuk pengembangan fasilitas budaya di kota ini termasuk museum, perpustakaan dan arsip baru. Desain Gedung Opera adalah realisasi terbaru dari eksplorasi unik Zaha Hadid Architects tentang hubungan perkotaan kontekstual. Zaha menggabungkan tradisi budaya yang telah membentuk sejarah Guangzhou, dengan ambisi dan optimisme yang akan menciptakan masa depannya.

Gedung pertunjukkan seni yang ada disalah satu wilayah China yang membuat banyak wisatawan wajib mengunjungi tempat ini ketika berada disana. Ada banyak pertunjukkan menarik yang akan tersaji disana.

Tempat Pertunjukkan Seni Di Jakarta

Tempat pertunjukkan seni menjadi salah satu tempat untuk mencari hiburan yang menarik. Seni sendiri memang sangat luas, dan beberapa seni sering dipamerkan dan dipertunjukkan pada beberapa even penting.

Di Jakarta sendiri, sebagai sebuah daerah inti dari Indonesia, menjadikan segala pusat hiburan dan seni sangat mudah dicari. Ini juga menjadi tempat pertunjukkan seni menjadi mudah dicari pada beberapa tempat. Salah satu tempat pertunjukkan seni yang terkenal di Jakarta adalah Gedung Kesenian Jakarta.

Gedung Kesenian Jakarta yang juga dikenal dengan nama GKJ menjadi salah satu tempat pertunjukkan seni. Gedung ini memang sudah ada sejak lama, bahkan gedung ini sudah ada sejak pada zaman penjajahan terdahulu. Tempat ini dibangun oleh para penjajah, untuk arsitektur dan bahan-bahan dalam membangun gedung ini pun langsung menggunakan arsitektur Eropa dan bahan-bahannya langsung didatangkan dari Eropa.

Dengan gaya ala Eropa, gedung ini menyimpan tampilan yang sangat klasik namun berkelas. Kesan ini pun menjadikan GKJ sebagai tempat pertunjukkan seni yang terkesan mewah nan mahal.

Menjadi tempat pertunjukkkan seni

GKJ memang saat ini tidak se-eksis dahulu, namun GKJ akan selalu menjadi tempat pertunjukkan seni yang selalu dikenal. Ada banyak tempat bersejarah di Jakarta, namun GKJ bisa jadi menjadi salah satu yang terus dikenal.

Gedung Kesenian Jakarta ini sudah banyak menampilkan pertunjukkan seni dari berbagai bidang. Musik, seni tari dan pertunjukkan seperti teater hadir disini.

Tempat ini menjadi salah satu alternatif yang dapat anda jadikan sebagai tempat pertunjukkan seni yang ada di Jakarta. Dengan lokasi strategis serta memiliki arsitektur yang menarik, pertunjukkan seni pada tempat ini pun akan semakin terasa lebih menarik lagi.

Mengenal Sejarah Teater Dan Pertunjukkan

Teater merupakan salah satu pertunjukkan seni yang banyak dipamerkan diseluruh dunia. Hal ini pun banyak diminati masyarakat Indonesia, dan memang harus diakui bahwa teater mungkin tidak memiliki penggemar sebanyak konser musik atau sejenisnya.

Meskipun tidak terlalu populer pada beberapa kalangan yang ada di Indonesia, seni teater masih sangat eksis. Seni teater masih sering dipertunjukkan, di Jakarta khususnya masih ada beberapa tempat untuk menyaksikan teater. Salah satu tempat pertunjukkan teater yang terbaik di Jakarta adalah Gedung Kesenian Jakarta.

Gedung Kesenian Jakarta atau GKJ merupakan tempat pertunjukkan seni dan salah satunya adalah pertunjukkan teater. Nah bagi anda yang ingin tau tentang sejarah teater, dan beberapa info penting tentang teater, kami merangkumnya untuk anda.

Tentang teater

  1. Hari Teater Dunia dimulai pada tahun 1961 oleh International Theatre Institute (ITI).
  2. Kata ‘thespian’ berasal dari orang pertama yang telah mengambil panggung di Yunani Kuno, Thespis.
  3. Teater tertua dan paling angker di London adalah Theatre Royal Drury Lane. Teater ini menjadi tuan rumah Charlie and the Chocolate Factory. Pria di Gray memakai topi, wig dan jubah abad ke 18, dan terlihat di baris keempat Lingkaran Atas antara jam sepuluh dan enam. Ketika teater dipugar pada tahun 1840an, sebuah rongga ditemukan yang berisi kerangka dengan pisau di dadanya.
  4. Cahaya, yang sering merupakan bola lampu kosong, masih tertinggal di atas panggung banyak bioskop sehingga tidak pernah benar-benar gelap.
  5. Wanita pertama yang tampil dalam drama Shakespeare berusia 1660, 44 tahun setelah kematian Shakespeare. Sebelumnya ilegal di Inggris bagi seorang wanita untuk bertindak di atas panggung.
  6. Penggunaan utama tahap pertama dimulai di Jepang pada tahun 1750-an, dan saat ini paling banyak digunakan di Les Misérables, dengan 63 rotasi per pertunjukan.
  7. Kata teater berasal dari kata Yunani kuno yang berarti ‘tempat untuk melihat’.
  8. Takhayul lama yang tidak bersiul di atas panggung berasal dari saat bioskop biasa menyewa pelaut sebagai pentolan panggung dan penyadapan. Isyarat disebut dengan perintah bersiul. Bersiullah sebuah lagu yang bahagia di belakang panggung bisa menjadi isyarat panggilan yang tidak disengaja yang menyebabkan kecelakaan atau panggilan tirai awal!
  9. Salah satu teater paling tidak biasa di dunia adalah The Seebühne (panggung mengambang) di Austria. Ditampilkan dalam beberapa adegan di Quantum of Solace tahun 2008, teater adalah lokasi pertunjukan musik dan opera di tepi Danau Constance.

Bunga Penutup Abad Dipentaskan di GKS

Djarum Foundation mendukung acara yang dibuat oleh Yayasan Titimangsa Foundation dan Yayasan Titian Penerus Bangsa. Acara ini adalah Teater yang dilangsungkan di Gedung Kesenian Jakarta.

Dalam Teater kali ini, diberi judul ‘Bunga Penutup Abad’. Teater ini pun membawa nama-nama besar sebagai pemainnya, sebut saja seperti Reza Rahardian, Chelsea Islan dan Sabia Arifin.

Dengan kehadiran pemain-pemain kenamakan, tak membutuhkan waktu yang lama dalam penjualan tiket Teater ini. Tak lebih dari 24 jam, tiket yang diedarkan langsung ludes terjual. Antusiasme tinggi dalam pertunjukkan yang merupakan adapatasi dari 2 novel yaitu ‘Bumi Manusia’ dan ‘Anak Semua Bangsa’.

Bunga Penutup Abad Dipentaskan di GKS

Seni Teater memang dikenal memiliki penggemarnya tersendiri. Pementasan yang dilakukan di Gedung Kesenian Jakarta ini menunjukkan eksistensi Teater yang memiliki penggemar yang luas. Adapun Teater yang kali ini dilangsungkan memang didukung oleh banyak pihak, baik dari pelaksana maupun dari Djarum yang memberikan dukungan penuh atas pertunjukkan Bunga Penutup Abad tersebut.

Pertunjukkan ini pun memiliki banyak antusiasme, jika perencanaan sebelumnya hanya dijadwalkan 2 hari, karena banyaknya permintaan, Happy Salma selaku produser yang mewakili semua pihak mengatakan akan menambah 1 hari lagi sehingga para penonton yang penasaran tersebut dapat membeli tiket untuk hari berikutnya.

Teater Katak Tampilkan Cleopatra di GKS

Teater Katak dari Universitas Multimedia Nusantara melakukan pementasan Teater di Gedung Kesenian Jakarta pada Mei silam. Kali ini pementasan yang dilakukan oleh anak-anak Teater Universitas Multimedia Nusantara mengusung tema yang sedikit berbeda dari pementasan-pementasan sebelumnya. Jika sebelumnya grup ini lebih sering mengangkat tema mengenai budaya Eropa, maka kali ini Katak mencoba membawakan sebuah pertunjukkan bertema Mesir dan Roma. Kisah perjalanan ratu Mesir, Cleopatara dengan orang besar Roma menjadi tema yang dibawa untuk pementasan kali ini.

Cleopatara sendiri menjadi pementasan yang ke-49 dari grup unit UMN ini. Dengan kisah yang sedikit berbeda, penampilan Katak tetap menjadi salah satu hal yang patut untuk disaksikan.

Kisah Cleopatra yang memang sudah terkenal diangkat menjadi sebuah teater, dan dari setiap naskah dan latar belakang lagu sendiri dikerjakan secara serius. Dari segi perjalanan cerita sendiri, Sutradara dari Cleopatara, Vladimir Ivan Pratama menjelaskan perlunya melakukan berbagai riset karena memang mengalami sedikit kesulitan kala pengumpulan data.Teater Katak Tampilkan Cleopatra di GKS

Memang untuk membuat sebuah pementasan Teater berdasarkan kisah kuno yang terkenal tak boleh sembarangan. Berbagai sumber harus ditelusuri baik dari jalan cerita, musik atau lainnya.

Bagi para pemain sendiri, dengan memerankan peranan yang sedikit berbeda kali ini ada kesulitan tersendiri meskipun hal tersebut bukanlah menjadi masalah besar. Dengan adanya peran yang cukup berbeda dari sebelumnya, para pemain merasakan ada tantangan tersendiri untuk dapat memberikan penampilan yang terbaik.

Persiapan untuk Teater ini sendiri telah dimulai sejak Desember tahun 2016 silam. Dengan persiapan yang terbilang cukup singkat, grup teater ini tentunya tetap akan menunjukkan sebuah pertunjukkan yang akan menghibur bagi para penonton yang menyaksikan di Gedung Kesenian Jakarta.