Gedung Pertunjukkan Yang Ada di Jakarta

Gedung Pertunjukkan Yang Ada di Jakarta

Sebagai kota metropolitan, Jakarta memiliki banyak fasilitas umum termasuk gedung pertunjukkan. Jakarta memang mungkin lebih dikenal dengan kota pusat bisnis dan pemerintahan di Indonesia, namun sebenarnya Jakarta memiliki banyak hal lain yang juga menarik.

Di bidang hiburan, Jakarta memiliki beberapa gedung pertunjukkan yang mana ini sangat menarik bagi orang yang ingin mencari hiburan yang sedikit berbeda di Jakarta. Ada beberapa pertunjukkan seni menarik yang dipentaskan di gedung-gedung ini.

Memang gedung-gedung ini cukup dikenal, namun tampaknya belum banyak orang yang terlalu menaruh perhatian menonton pertunjukkan di gedung pertunjukkan. Jika Anda adalah salah satu yang tertarik, mari terus lanjutkan untuk membaca!

Gedung Kesenian Jakarta

Gedung Kesenian Jakarta(GKJ) merupakan salah satu gedung berfokus untuk menampilkan berbagia kesenian menarik. GKJ sudah ada sejak lama, dan gedung ini juga sempat mengalami beberapa perubahan fungsi.

Dengan berjalannya waktu, akhirnya GKJ menjadi gedung pertunjukkan hingga saat ini. Gedung ini dibangun di era kolonial Belanda dan dibangun dengan bahan dan arsitektur ala Eropa.

Taman Ismail Marzuki

Taman Ismail Marzuki(TIM) terletak di kawasan Cikini, dan berada di area kampus Institut Kesenian Jakarta(IKJ). Ditempat ini, banyak pertunjukkan seni dari teater atau lainnya sering dipentaskan.

Karena memang berada di kawasan kampus seni, TIM juga sering dijadikan sebagai gedung pertunjukkan untuk mementaskan karya mahasiswa IKJ.

Teater Salihara

Gedung ini memang merupakan gedung yang belum lama berdiri dibandingkan GKJ dan TIM, namun gedung ini menjadi alternatif bagus untuk gedung kesenian.

Gedung pertunjukkan ini mampu menampung hingga 270 penonton, jumlah yang cukup banyak untuk pertunjukkan skala kecil.

Teater Utan Kayu

Teater Utan Kayu merupaakn gedung yang mampu menampung hingga 150 penonton. Gedung yang terletak di Utan Kayu ini dibangun pada tahun 1997 lalu. Teater Utan Kayu menjadi salah satu gedung pertunjukkan yang bisa menjadi tempat untuk pementasan atau menonton hasil dari pertunjukkan seni.

Perlunya Memelihara Gedung Kesenian

Seni adalah keindahan, seni adalah salah satu hal yang dapat dinikmati dan memberikan rasa puas terhadap jiwa dan raga. Masih banyak definis dari seni itu sendiri, namun seni adalah suatu karya dan keindahan.

Seni sendiri sudah ada sejak ribuan tahun bahkan puluhan ribu tahun, dan memang tidak diketahui secara pasti kapan seni ditemukan pertama kali. Meskipun tidak diketahui sejak kapan, eksistensi seni sendiri tetap eksis meskipun saat ini hibuzaman modern dan era digital berkembang.

Kemajuan zaman seperti saat ini sebenarnya juga membawa seni ke arah yang lebih maju. Banyak hal yang kini juga digabungkan dengan seni, dan salah satunya adalah untuk hiburan.

Di kota-kota besar misalnya, pertunjukkan seni dari berbagai jenis seni sering dipertunjukkan. Di Jakarta misalnya, terdapat Gedung Kesenian Jakarta yang merupakan gedung untuk tempat pertunjukkan seni di Jakarta.

Perlunya memelihara gedung kesenian

Gedung Kesenian Jakarta(GKJ) merupakan gedung pertunjukkan seni yang sudah lama ada bahkan sebelum kemerdekaan. Gedung ini beberapa kali mengalami perubahan fungsi hingga pada akhirnya menjadi gedung pertunjukkan.

GKJ saat ini mungkin tidak terlalu aktif lagi, namun hingga kini GKJ menjadi salah satu tempat pertunjukkan yang banyak digunakan. GKJ sendiri memang perlu untuk terus dipelihara.

Gedung kesinian ini perlu di jaga karena pertunjukkan seni dapat dipentaskan disini. Meskipun terbilang redup, pemeliharaan untuk gedung ini perlu untuk terus diperhatikan, karena ini merupakan aset penting.

Sebagai tempat pertunjukkan, tentu saja GKJ perlu memiliki banyak pertunjukkan rutin yang menarik sehingga memancing banyak orang berkunjung kesana.

Melihat Guangzhou Opera House, Gedung Seni Di China

Seperti kerikil di sungai yang dihalut oleh erosi, Gedung Opera Guangzhou berada dalam harmoni yang sempurna dengan lokasi tepi sungai. Gedung Opera berada di jantung perkembangan budaya Guangzhou. Desain bokong uniknya meningkatkan kota dengan membukanya ke Sungai Mutiara. Desain ini menyatukan bangunan budaya yang berdekatan dengan menara keuangan internasional di kota baru Zhujiang di Guangzhou.

Auditorium 1.800-kursi di gedung Opera House merupakan teknologi akustik yang paling mutakhir, dan ruang multifungsi 400 kursi yang lebih kecil dirancang untuk pertunjukan seni, opera dan konser di babak tersebut.

Desainnya berevolusi dari konsep pemandangan alam dan interaksi yang menarik antara arsitektur dan alam; terlibat dengan prinsip erosi, geologi dan topografi. Desain Gedung Opera Guangzhou sangat dipengaruhi oleh lembah sungai – dan cara mereka berubah karena erosi.

Garis lipat dalam lanskap ini menentukan wilayah dan zona di dalam Gedung Opera, memotong nuansa interior dan eksterior dramatis untuk sirkulasi, lobi dan kafe, dan membiarkan cahaya alami menembus ke dalam bangunan. Transisi halus antara elemen yang berbeda dan tingkat yang berbeda melanjutkan analogi pemandangan ini. Unit gypsum fiber-fiber reinforced gypsum (GFRC) telah digunakan untuk interior auditorium untuk melanjutkan bahasa arsitektur fluiditas dan kelancarannya.

Menjadi fasilitas budaya

Gedung Opera Guangzhou telah menjadi katalisator untuk pengembangan fasilitas budaya di kota ini termasuk museum, perpustakaan dan arsip baru. Desain Gedung Opera adalah realisasi terbaru dari eksplorasi unik Zaha Hadid Architects tentang hubungan perkotaan kontekstual. Zaha menggabungkan tradisi budaya yang telah membentuk sejarah Guangzhou, dengan ambisi dan optimisme yang akan menciptakan masa depannya.

Gedung pertunjukkan seni yang ada disalah satu wilayah China yang membuat banyak wisatawan wajib mengunjungi tempat ini ketika berada disana. Ada banyak pertunjukkan menarik yang akan tersaji disana.