Teater Garasi Tampilkan ‘Gong ex Machina’ GKJ

Teater Garasi melakukan pementasan teater di Gedung Kesenian Jakarta(GKJ) dari 29-30 November 2018 dengan mengangkat judul ‘Gong ex Machina’. Pementasan ini merupakan hasil kerjasama dengan The Kingdom of Archipelago. Pementasan ini menggunakan pertunjukan teater-bunyi.

Selain bunyi, Teater Garasi turut menyajikan gerak, imaji, narasi, dan makna secara bersamaan bersamaan.

Judul ‘Gong ex Machina’ sendiri, Teater Garasi terinsiprasi dari permainan kata yang menjadi asal muasal istilah teknis teater pada Zaman Yunani Kuno, abad 5 Sebelum Masehi.

Gong ex Machina bermakna gong yang berada di dalam atau hadir melalui mesin. Hal ini disampaikan langsung oleh Yudi Ahmad Tajudin yang merupakan sutradara sekaligus kolaborator pada pertunjukkan ini.

Pertunjukkan ini menurut Yudi sangat berbeda dengan pertunjukkan-pertunjukkan yang pernah di gelar oleh Teater Garasi. Perbedaan mendasar dan paling besar adalah ‘Gong ex Machina’ menyajikan bebunyian yang membuat pertunjukkan lebih hidup.

Untuk instrumen musik dalam pertunjukkan ini, komposer asal Jepang, Yosuhiro Morinaga akan memberikan energi lain sehingga membuat pertunjukkan ini akan memiliki nilai lebih.

Dikemas dengan tata suara 3D-immersive

Menurut Yosuhiro Morinaga, gong berfungsi sebagai media komunikasi untuk entitas supra-natural. Pertunjukkan ‘Gong ex Machina’ menggunakan gong sebagai media untuk komunikasi dengan entitas supra-natural seperti yang dijelaskan oleh Morinaga.

Selain gerak dan bunyi, hal lain yang juga disajikan pada pertunjukkan ini adalah sistem tata suara 3D-immersive. Untuk memaksimalkan hal ini, dalam pertunjukkan ini Tetsushi Hirai yang merupakan penata suara asal Jepang turut andil bagian.

Untuk para pemain yang akan mengisi berbagai peran dalam pertunjukkan ini berasal dari berbagai lintas disiplin seperti Mian Tiara, Gunawan Maryanto, Dwi Windarti, Wulang Sunu, Ignatius Sugiarto, MN Qomaruddin, dan Arsita Iswardhani.

Menggaet berbagai profesional dalam bidangnya, pertunjukkan ini akan menyajikan pertunjukkan yang mewah dan memberikan pengalaman yang berbeda bukan hanya bagi para pemainnya tetapi juga untuk penonton yang akan menghadiri pertunjukkan di GKJ pada 29-30 November ini.

EKI Sukses Mentas di GKJ

Eksotika Karmawibhangga Indonesia atau juga dikenal dengan EKI Dance Company baru saja menyelenggarakan pementasan di Gedung Kesenian Jakarta atau GKJ dari 23 hingga 25 November lalu. Acara kali ini diberi judul “EKI Update 4.0” dan sukses menyita perhatian para penonton yang menghidiri GKJ.

Ada pun tema yang diangkat oleh EKI Dance Company adalah #WeSingWeDanceWeLove. Ada 7 nomor tarian serta 7 nomor nyanyian setiap malam saat penyelenggarakan acara tanggal 23-25 November itu.

Keuntungan dari hasil pementasan ini sendiri akan disumbangkan untuk Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Jakarta. Pemberian keuntungan untuk yayasan tersebut bukanlah pertama yang dilakukan oleh EKI, karena pementasan sebelumnya juga grup ini telah menyumbangkan keuntungan untuk yayasan tersebut.

EKI Update adalah pementasan rutin yang diselenggarakan oleh EKI Dance Company. Selain pementasan bertujuan untuk menghibur, ini merupakan cara dari grup tersebut untuk menunjukkan pendapat seputar kehidupan melalui karya seni.

Untuk EKI Update 1.0, grup ini mengusung tema #EtnikKekinian, sedangkan untuk EKI Update 2.0 mengusung tema #InArtWeUnited dan terakhir pada EKI Update 3.0 mengusung tema #LyfeKidsJamanNow.

Bersuara melalui seni

Apa yang dilakukan oleh EKI Dance Company yang menyuarakan pendapat tentang kehidupan sosial melalui karya seni memang merupakan hal yang juga sering dilakukan oleh grup kesenian lain. Bukan hanya melalui teater, berbagai kesenian tak jarang juga menjadi wadah guna menyuarakan suara terkait dengan kondisi terkini.

Mulai dari isu sosial, politik hingga lainnya – seni sering sekali diangkat menjadi alat untuk menyampaikan pendapat ke khalayak ramai.

Dengan memanfaatkan kesenian, kritikan serta suara yang ingin disuarakan akan lebih mudah diterima oleh berbagai kalangan. Tak jarang seniman memang membuat dan menyuarakan berbagai pendapatnya melalui karya yang diusung.

Selain kritik, para seniman juga sering memanfaatkan keuntungan dari hasil pementasan untuk ke berbagai yayasan sosial atau lainnya.

Sifat dari seniman yang menyuarakan serta menyisihkan berbagai keuntungan yang didapatkan merupakan hal yang patut dicontoh untuk profesi lainnya. Mau bagaimana pun, melakukan berbagai profesi dengan hal positif bisa memberikan dampak positif pula pada hal lain.

Masyarakat Harus Lebih Sering Menonton Pertunjukkan Tradisional

Masyarakat Harus Lebih Sering Menonton Pertunjukkan TradisionalKemajuan zaman seperti saat ini tak dipungkiri memang banyak membantu kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Meskipun begitu, kemajuan zaman bukannya tak membuat permasalahan baru. Permasalahan baru memang kerap muncul ketika zaman semakin canggih karena biasanya harus ada yang ditinggalkan.

Dalam permasalahan kebudayaan misalnya. Kemajuan zaman membuat terjadinya ‘serangan’ kebudayaan asing ke Indonesia. Mau tidak mau, masyarakat sendirilah yang harus menyadari pentingnya merawat kebudayaan tradisional Indonesia itu sendiri.

Salah satu hal yang terpengaruh adalah tentang hiburan atau kesenian yang kini hadir di Indonesia.

Memang saat ini tren kebudayaan Barat cenderung dominan di Indonesia. Ini bisa dilihat dari berbagai karya seni yang menghiasi industri hiburan di Indonesia. Sebenarnya hal ini sah-sah saja, hanya saja – bagaimana dengan nasib kesenian tradisional?

Ada banyak pertunjukkan tradisional yang tak lagi diminati oleh masyarakat Indonesia itu sendiri. Tak jarang hal ini mau tidak mau membuat kesenian tradisonal Indonesia mulai menghilang dari peredaran.

Bagaimana peran masyarakat melestari pertunjukkan tradisional?

Yang menjadi pertanyaan berikutnya adalah, bagaimana peran atau cara masyarakat Indonesia untuk melestarikan pertunjukkan tradisional itu sendiri?

Sebenarnya, cara untuk membantu pertunjukkan tradisional Indonesia itu tidaklah sulit. Cara sederhana seperti sesekali menyaksikan pertunjukkan kesenian tradisional dibandingkan pergi ke mall untuk menonton film luar negeri satu diantaranya.

Menonton film di bioskop mungkin banyak menjadi salah satu hiburan yang dipilih khususnya masyarakat perkotaan. Dengan tempat nyaman dan cerita menarik di film, memang memberikan hiburan yang menyenangkan, tetapi hal yang sama juga bisa didapatkan dari menyaksikan pertunjukkan kesenian tradisional yang diselenggarakan di gedung kesenian seperti di Gedung Kesenian Jakarta(GKJ) atau Taman Ismail Marzuki(TIM).

Mau bagaimana pun, pertunjukkan tradisional merupakan kekayaan milik Indonesia yang harus dilestarikan. Kita marah saat beberapa kebudayaan Indonesia diklaim oleh Malaysia, tetapi mengapa ktia sendiri tidak berusaha untuk melestarikan kebudayaan tradisional itu?

Ayo mengubah sedikit kebiasaan kita untuk lebih peduli dengan menyaksikan pertunjukkan kebudayaan tradisional baik yang diselenggarakan di gedung kesenian maupun diberbagai tempat lainnya. Merdeka!

Wanita Ini Sangat Hobi Membantu Seniman

Wanita Ini Sangat Hobi Membantu Seniman

Salah satu orang terkaya dunia, Alice Walton ternyata memiliki ketertarikan yang sangat luar biasa terhadap seni. Dengan ketertarikan tersebut, ia sangat banyak sekali memberikan apresiasi terhadap kesenian.

Kekayaan wanita ini ditaksir mencapai USD 44,9 miliar (Rp 661,3 triliun, USD 1 = Rp 14.730) yang ia peroleh dari sang ayah, Sam Walton.

Dengan kekayaan yang dimilikinya tersebut, Alice sering mengeluarkan uang untuk dunia kesenian. Salah bentuk kecintaanya terhadap kesenian adalah dengan mendirikan Crystal Bridges Museum of American Art yang merupakan museum koleksi dari lukisan Alfred Stieglitz hingga karya-karya lainnya yang berhubungan dengan buruh dll.

Dengan aksi yang dilakukan tersebut, Alice menerima banyak penghargaan seperti Smithsonian Institution’s Archives of American Art Medal, the American Federation of Arts Cultural Leadership Award, the John Cotton Dana Medal for Visionary Leadership in Museums.

Meskipun sangat mencintai dan fokus pada dunia kesenian, Alice ternyata juga mengikuti perkembangan politik di negaranya Amerika. Ia merupakan salah satu pendukung setia dari Hillary Clinton.

Seni dan keindahan

Tak bisa dipungkiri, kesenian memang memberikan warna tersendiri bagi kehidupan. Tak sedikit penyuka kesenian adalah mereka yang merupakan kalangan atas.

Berbagai kesenian muncul dan memberikan warna bagi penikmatnya. Alice hanyalah satu dari sekian banyak orang yang menikmati dan mencintai berbagai kesenian. Ada banyak jenis kesenian yang juga bisa dinikmati oleh siapa saja.

Kebudayaan dan kesenian sendiri bisa menjadi sesuatu yang menjual. Hal ini bisa terlihat dari banyak negara yang memiliki potensi kesenian dan terus mengoptimalkannya sehingga mampu memberikan pemasukan bagi negaranya.

Indonesia juga merupakan salah satu negara yang memiliki banyak sekali kebudayaan dan kesenian tradisional yang juga menjadi modal untuk menarik banyak wisatawan ke Indonesia. Bali merupakan satu dari sekian banyak daerah Indonesia yang sudah sangat dikenla mendunia berkat kesenian dan kebudayaan setempat.

Jika bisa mengoptimalkan lebih besar lagi, kesenian dan kebudayaan Indonesia bukan tidak mungkin akan menjadi salah satu daya tarik tersendiri. Dengan daya tarik tersebut, Indonesia bisa mendapatkan banyak keuntungan dan dalam hal penghasilan untuk negara pasti satu diantaranya.

Karya Seni dan Perubahan Besar Yang Dibawa

Setiap orang mungkin memiliki definisi tersendiri mengenai apa itu seni. Ya, seni itu memang luas, universal dan memiliki banyak sekali ‘kekuatan’ didalamnya.

Seni sudah ada sejak berabad-abad silam. Bahkan, sebelum masuk peradaban modern, manusia prasejarah sudah menerapkan tentang seni itu sendiri. Melalui lukisan, tulisan, simbol atau lainnya – semunya bisa masuk dalam kategori dari seni.

Melalui seni, seseorang bisa mengubah dunia. Memberikan dampak besar bagi dunia dengan seni merupakan hal yang tak mustahil dilakukan oleh seniman dengan karya seni yang dibuatnya.

Sudah ada banyak contoh mengenai seni yang mampu mengubah dunia. Beberapa kesenian ini memberikan dampak besar dalam dunia. Perubahan apa saja yang pernah terjadi dengan seni?

German Crew mengecat rumah menjadi warna-warni

Palmitas bermasalah tentang kasus kriminalitas yang sering terjadi di kota tersebut. Melihat hal ini, otoritas Palmitas menggaet sekelompok seniman yang bernama German Crew. Apa tugas mereka? simple, mereka diminta untuk mengecat sebanyak 209 rumah dengan warna-warni cerah layaknya pelangi.

Cara ini ternyata mampu untuk menangkal dan mengurangi tindakan kriminal di daerah tersebut. Karya seni ini menjadi salah satu langkah yang diambil guna mengantisipasi dan mengurangi kriminalitas dengan seni keindahan.

Tak ada yang tak mungkin

Jeff Hanson merupakan seniman asal Prancis dan saat masih kecil menderita tumor otak yang membuatnya hampir kehilangan pengelihatannya selamanya.

Meskipun mengalami kesusahaan untuk membedakan kontur dan warna benda-benda besar, tetapi Jeff berhasil tumbuh dewasa dan menghasilkan karya seni yang mengantarkannya bisa meraih banyak uang pada usia muda.

Ketika berumur 19 tahun, Jeff berjanji untuk menyumbangkan 1 juta dollar untuk amal, dan ia berhasil mewujudkan keinginannya tersebut. Tak ada yang tak mungkin, itu mungkin ungkapan yang tepat menggambarkan kegigihan dari Jeff Hanson.

Seniman yang tidak termakan usia

Seniman bukan dipandang dari umur saja, karena setiap seniman bisa berkarya tanpa mengenal batas usia. Ini pula yang dialami oleh seorang nenek yang masih aktif melukis Luka, desa kecilnya di Republik Ceko.

Agnes Kasparkova yang sudah berusia 91 tahun selama 40 tahun terakhir melukis pola pada rumah-rumah yang ada di desa tersebut. Hal yang dilakukan oleh Agnes membuat desa itu menjadi lebih indah dan menakjubkan.

Nonton Teater vs Nonton Bioskop

Saat ini, masyarakat disajikan banyak sekali jenis hiburan yang bisa dipilih. Masyarakat bisa memilih hiburan sesuai dengan minat yang disukainya. Dari berbagai jenis hiburan yang ada, menonton bioskop mungkin salah satu yang menjadi primadona masyarakat kita saat ini.

Bertolak belakang dengan menonton bioskop, rasa-rasanya masih sedikit masyarakat Indonesia yang pernah menyaksikan pertunjukkan teater. Boro-boro menyaksikan, tau lokasi untuk menonton pertunjukkan drama saja mungkin tidak banyak masyarakat Indonesia yang mengetahui hal tersebut.

Meskipun sama-sama menyajikan hiburan, baik pertunjukkan teater atau bioskop memiliki keunggulan masing-masing. Memang tidak bisa dibandingkan secara mutlak tentang menonton bioskop dengan menyaksikan langsung pertunjukkan teater.

Baik teater maupun menonton bioskop, keduanya memberikan pengalaman tersendiri. Tak jarang ada orang yang masih enggan menonton teater langsung karena informasi yang memang kurang dan juga harga tiket yang biasanya cenderung lebih mahal.

Teater vs Bioskop

Jika ditanya kepada masyarakat Indonesia secara luas, mungkin akan sangat mudah mencari orang yang sudah pernah menonton bioskop – sebaliknya, mungkin kita akan kesulitan mencari orang yang sudah pernah menyaksikan pertunjukkan tetaer secara langsung.

Teater merupakan seni pertunjukkan yang memainkan berbagai peranan sesuai dengan cerita. Berbagai genre bisa dihadirkan dalam pertunjukkan teater. Tak jarang pertunjukkan teater juga melibatkan orang-orang ternama seperti aktor, aktris, penata panggung, koreografer profesional.

Sementara, bioskop merupakan tempat untuk menyaksikan film melalui roll film. Di bioskop, penonton hanya disuguhkan film yang sudah jadi alias rekaman.

Dari 2 hal tadi terlihat bahwa teater memiliki keunggulan dalam hal pengalaman. Tetapi bioskop merupakan tempat menyaksikan film hasil produksi dengan berbagai efek canggih apalagi film luar.

Bicara tentang harga, orang yang menyaksikan bioskop cukup mengeluarkan uang sekitar 30-50ribu rupiah saja. Untuk menyaksikan teater sendiri, tak jarang pertunjukkan teater dihadirkan secara gratis. Meskipun begitu, memang lebih banyak pertunjukkan teater yang berbayar dan untuk HTM sendiri bervariasi tetapi biasanya akan lebih mahal ketimbang bioskop.

Meskipun teater lebih mahal, tetapi tentu pengalaman menonton pertunjukkan tanpa potongan seperti di film memberikan daya tarik tersendiri. Melihat pertunjukkan teater kamu bisa melihat langsung pemain beradegan, sementara bioskop hanya bisa disaksikan melalui layar. Jika kamu belum pernah menyaksikan pertunjukkan teater, cobalah sesekali menyaksikan teater dan rasakan keseruannya.

Mengenal Basuki ‘Maestro’ Abdullah

Berbicara tentang kesenian, Indonesia juga memiliki banyak seniman-seniman dari berbagai jenis seni. Beberapa seniman asal Indonesia juga sangat dikenal diberbagai negara lain karena karya-karya fantastis yang telah ditorehkan.

Salah satu seniman yang sangat terkenal dari Indonesia tentu saja Basuki Abdullah yang mendapatkan julukan sebagai Maestro.

Basuki ‘Maestro’ Abdullah, begitulah nama yang tepat menggambarkan tentang bagaimana pelukis legendari Indonesia ini begitu sangat dikenal hingga saat ini. Meskipun telah tiada,karya-karya dari sang legendaris tersebut masih bisa dinikmati dengan hadirnya museum Basuki Abdullah yang menampilkan berbagai karya pribadi dari Maestro ini.

Lahir di Solo tahun 1915, Basuki dikenal sebagai pelukis dengan aliran realis dan naturalis. Kehebatan Basuki Abdullah mengantarknya sebagai pelukis resmi untuk istana kepresidenan Indonesia.

Hingga kini, lukisan karya Basuki Abdullah masih banyak di pajang di Istana Negara.

Bakat warisan dari sang Ayah

Kehebatan Basuki Abdullah dalam melukis ternyata tidak terlepas dari ‘warisan’ sang Ayah yang juga merupakan seorang pelukis.

Sejak kecil atau tepatnya saat umur 4 tahun, Basuki kecil sudah mulai suka melukis. Saat itu ia sering menggambar tokoh-tokoh terkenal seperti diantaranya Mahatma Gandhi, Rabindranath Tagore, Yesus Kristus dan Krishnamurti.

Untuk pendidikan formal, Basuki Abdullah mengeyam pendidikan hingga belajar di Akademik Seni Rupa (Academie Voor Beeldende Kunsten) di Den Haag, Belanda berkat bantuan Pastur Koch SJ. Ia pun menyelesaikan pendidikan di tempat itu selama 3 tahun dan meraih gelar Sertifikat Royal International of Art (RIA).

Sebagai salah satu pelukis terkenal asal Indonesia, karya-karya Basuki Abdullah telah dipamerkan kurang dari 22 negara. Lukisan sang Mestro ini juga beberapa kali ditampilkan di Bangkok (Thailand), Malaysia, Jepang, Belanda, Inggris, Portugal dan negara-negara lain.

Meskipun berwarga negara Indonesia, nyatanya Basuki Abdullah selama hidupnya hampir separuh hidupnya tinggal di luar negeri Basuki Abdullah menghabiskan cukup lama waktu di Thailand.

Setelah ditetapkan sebagai pelukis Istana tahun 1974, Basuki Abdullah akhirnya memutuskan untuk menetap di Jakarta.

Hingga kini, karya-karya Basuki Abdullah masih sering dijadikan sebagai salah satu contoh dari karya lukisan aliran realis dan naturalis. Kehebatan pria asal Surakarta ini pun hingga kini masih diakui menjadi salah satu pelukis terbaik di dunia.

Mengenal Benyamin Sueb, Salah Satu Seniman Besar Betawi

Mengenal Benyamin Sueb,  Salah Satu Seniman Besar Betawi

Jika ada satu nama seniman Indonesia yang masih dikenal di Indonesia hingga saat ini, nama Benyamin Sueb sudah pasti masuk diantaranya. Seniman asal Jakarta ini merupakan seniman yang juga menjadi ikon seniman Betawi dan hingga kini namanya masih sangat dikenal khususnya bagi masyarakat Jakarta.

Lahir di kemayoran pada tanggal 5 maret 1939, Benyamin awalnya tidak memiliki cita-cita untuk menjadi seorang seniman. Awalnya, Benyamin Sueb mengambil kuliah manajemen di Akademi Bank Jakarta, tetapi kuliah di tempat tersebut tidak diselesaikan oleh Benyamin karena memang dari awal kuliah jurusan ini bukanlah keinginannya.

Menyadari bahwa seni merupakan bidang yang cocok untuknya, Benyamin akhirnya banting setir hingga akhirnya dikenal menjadi seniman Betawi tersukses hingga saat ini.

Catatan kesuksesan Benyamin pada bidang kesenian mulai dari musik hingga film, mengantarkan namanya menjadi salah satu ikon Jakarta hingga saat ini.

Perjalanan karir Benyamin Sueb

Pada tahun 1957, saat Benyamin Sueb duduk dibangku SMA – ia memberanikan diri untuk bergabung dengan grup musik yang bernama Melodyan Boys. Grup musik tersebut kemudian berganti nama menjadi Melodi Ria.

Sama seperti anak muda lainnya pada masa itu, sosok Benyamin juga sangat menyukai musik-musik seperti jazz,rock and blues dan beberapa jenis musik barat lainnya. Kecintaan Benyamin pada musik-musik barat tersebut membuat banyak memainkan musik barat.

Tahun 1960, Presiden Soekarno mengeluarkan larangan untuk memainkan dan mendengarkan musik-musik Barat karena konflik politik. Larangan tersebut sempat membuat Benyamin akhirnya berhenti bermain musik.

Larangan Bung Karno untuk memainkan dan mendengar musik Barat menjadi awal cikal bakal dari sosok Benyamin Sueb yang dikenal seperti saat ini.

Ketika terjadi larangan tersebut, Benyamin Sueb akhirnya mencoba memainkan kesenian Betawi yang merupakan kesenian dari daerahnya sendiri. Dari sini pula akhirnya Benyamin mulai berkarya dan tahun 1968, ia mengeluarkan lagu yang berjudul Nonton Bioskop. Lagu ini pun meledak dipasaran dan mengangkat nama Benyamin.

Tahun 1970 bisa dikatakan sebagai puncak kejayaan Benyamin karena selain menyanyi, ia juga memainkan film. Duetnya bersama Ida Royani membuat nama Benyamin semakin bersinar saat itu.

Tahun 1968 sampai dengan 1971,Benyamin telah tercatat 50 album. Benyamin juga tercatat memainkan sebanyak 54 judul film.

Selain bernyanyi dan bermain film, Benyamin juga merambah dunia presenter dan juga pernah menjadi penyiar radio yang bernama Radio Bens.

Dengan prestasi yang telah ditorehkan oleh sosok Benyamin, wajar saja hingga kini sosok Benyamin masih menjadi ikon kesenian Betawi. Semangat dan perjuangan Benyamin untuk mengangkat kebudayaan Betawi menjadi contoh bagi penerusnya saat ini.

Mengenal Beberapa Kesenian Tradisional Sunda

Mengenal Beberapa Kesenian Tradisional SundaIndonesia dikenal sebagia negara yang memiliki ragam kebudayaan tradisional yang menarik. Ini menjadi Indonesia menjadi salah satu negara yang paling banyak memiliki kekayaan seni dan tradisional.

Denga kekayaan ini, tak heran banyak masyarakat dunia yang tertarik dan penasaran untuk melihat langsung berbagai kesenian tradisional Indonesia tersebut.

Salah satu suku di Indonesia yang memiliki banyak kesenian tradisional adalah Sunda. Suku yang berasal dari provinsi Jawa Barat ini memiliki ragam kebudayaan tradisional yang masih eksis hingga saat ini.

Bisa dikatakan, kesenian Sunda masih menjadi salah satu kesenian tradisional Indonesia yang cukup populer hingga saat ini. Beberapa kesenian tradisonal Sunda yang terkeknal seperti :

#1. Wayang Golek

Wayang Golek sebenarnya hampir sama dengan Wayang Kulit, perbedaan utama dari keduanya mungkin hanya dari bahan karakter(wayang) yang digunakan dan juga bahasa yang digunakan.

Dalang(sebutan penggerak Wayang) akan menceritakan cerita melalui Wayang yang dimainkan sebagai pemain. Dalang ini pula yang meneriukan berbagai suara untuk setiap Wayang, dan untuk Wayang Golek sendiri menggunakan bahasa Sunda.

#2. Tari Jaipongan

Bisa dikatakan bahwa tari Jaipongan merupakan salah satu tari tradisional yang paling dikenal di Indonesia. Tari ini bermula pada tahun 1976 yang dilahirkan oleh kreatif H. Suanda dari Karawang. Ada pun tarian ini merupakan kombinasi dari berbagai kesenian tradisional lain seperti pencak silat, topeng banjet, ketuk tilu, wayang golek dan lainnya.

Tari Jaipongan diiringi oleh musik dan nyanyian tradisional Sunda degung, ketuk, rebab, gendang, kecrek, sinden, dan goong.

#3. Degung

Degung merupakan musik tradisional yang berasal dari Bandung. Alat musik ini pertama kali dikenalkan pada tahun 1879 oleh H.J Oosting. Kata Degung sendiri berasal dari bahasa Belanda “De Gong” yang berarti Gamelan.

Alat musik ini hingga kini masih sangat populer dan juga sangat cocok untuk mengiringi Sinden, Jaipongan hingga lagu Dangdut.

#4. Sisingaan

Kalau ini merupakan kesenian yang hadir karena terinspirasi dari Reog di Jawa Timur. Tahun 1975, para seniman Sunda berdiskusi tentang Reog, dan akhirnya dari sinilah muncul Sisingaan.

Sisingaan merupakan tradisi yang sering dipertunjukkan pada saat menerima tamu khusus, khitanan/sunatan, hari besar dan acara khusus kesenian. Kesenian ini membawa boneka Singa, dimana ada 4 orang yang akan membawanya sembari berjalan berkeliling.

Mengenal Macam-macam Kesenian Betawi

Kesenian Betawi bisa dikatakan mulai kurang diminati, hal ini karena berbagai budaya asing yang masuk ke Indonesia. Dengan berbagai pengaruh budaya asing yang masuk, kesenian daerah seperti Betawi seakan mulai terlupakan. Padahal, menjaga kesenian tradisional, bukan hanya Betawi tetapi berbagai kesenian tradisional Indonesia itu sangatlah penting.

Kesenian dan kebudayaan merupakan suatu identitas yang tak bisa dilepaskan. Tak jarang berbagai kesenian daerah di Indonesia itu sendiri bukan sekedar hiburan, tetapi memiliki esensi lebih daripada itu.

Di Jakarta, Betawi menjadi suku yang dominan – meskipun saat ini banyak pendatang yang ada di Jakarta.

Sebagai sebuah daerah pusat dari segala pusat di Indonesia, pengaruh budaya sudah tak bisa dihindari lagi. Jika sudah begini, maka mempertahankan eksistensi kebudayaan daerah seperti kesenian tradisional Betawi bukan semata-mata menjadi tugas pihak terkait, teatpi juga tugas semua pihak.

Berbicara tentang kesenian Betawi, apakah kamu sudah mengetahuinya?

Jika belum, kali ini kami akan membahas tentang mengenai macam-macam kesenian tradisional Betawi.

#1. Ondel-ondel

Ondel-ondel menjadi salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari Jakarta atau Betawi. Kesenian ini merupakan salah satu yang masih sering dijumpai.

Tinggi dari Ondel-ondel berkisar 2 meter. Biasanya Ondel-ondel tampil bersama pasanganya(meskipun saat ini ada juga beberapa orkes yang membawa Ondel-ondel berkeliling tanpa pasangan).

Bentuk dari boneka ini untuk Ondel-ondel pria mengenakan topeng merah dengan kumis dan cambang serta pakaian berwarna gelap.

#2. Lenong

Mungkin kamu juga sudah sering mendengar kalau tentang Lenong.

Ya, Lenong merupakan seni pertunjukkan teater khas Betawi. Ini sebenarnya merupakan bentuk teater tetapi dengan unsur dan cerita yang diangkat dari kehidupan sehari-hari masyarakat Betawi atau masyarakat setempat.

#3. Palang Pintu

Kalau ini merupakan salah satu tradisi penyambutan tamu. Umumnya Palang Pintu terdapat di acara seperti permikahan, penerimaan tamu kehormatan, dan lain-lain.

Palang pintu diawali dengan pantun, serta musik marawis atau tanjidor. Yang membuat menarik tradisi ini adalah pertandingan pencak silat antara penerima tamu dan tamu.oleh pantun-pantun Betawi, dan diiringi oleh musik marawis, gambang kromong, atau tanjidor. Yang menarik adalah atraksi pencak silat yang diperagakan dengan menggunakan senjata tajam.

Untuk tradisi di pernikahan sendiri, jagoan dari pihak laki-laki harus mampu mengalahkan jagoan dari pihak perempuan jika ingin menikahi perempuan yang dilamar.

#4. Tanjidor

Tanjidor merupakan musik kesenian khas Betawi yang sebenarnya dahulu dipersembahkan untuk orang-orang Belanda.

Saat ini, musik Tanjidor menjadi kesenian tradisional Betawi masih terus hadir dan terjaga meskipun awalnya pertunjukkan ini hanya diperuntukkan untuk kalangan Belanda.