Indonesia memiliki ragam budaya dan tradisi, ini adalah kekayaan alam yang belum tentu dimiliki negara lain. Dari budaya dan tradisi lokal, lahir berbagai kesenian dan masih dilestarikan hingga saat ini. Salah satu kesenian dari Jawa Timur yang masih eksis adalah Ludruk.
Ludruk sebenarnya adalah seni pertunjukkan seperti teater dan mirip seperti Ketoprak yang merupakan kesenian hiburan dari Jawa Tengah. Perbedaan mendasar yang paling mencolok antara Ludruk dan Ketoprak adalah latar belakang dari pertunjukkan. Jika Ketoprak biasanya menceritakan tentang hal yang telah lewat, maka Ludruk leibh menceritakan tentang apa yang terjadi saat ini atau yang baru-baru terjadi.
Untuk tema yang diangkat oleh Ludruk biasanya berkisar tentang kehidupan sehari-hari, perjuangan dan lainnya. Yang pasti, Ludruk menyuguhkan hiburan dengan humor segar tanpa meninggalkan pesan-pesan yang ingin disampaikan ke penonton.
Pertunjukkan Ludruk, meskipun menggunakan bahasa Jawa Timur – tetapi ini juga bisa dinikmati oleh penonton yang bukan berasal dari daerah tersebut. Guyonan yang dihadirkan oleh Ludruk tak hanya dalam bentuk lemapran kata, tetapi juga tindakan sehingga memberikan guyonan segar meskipun tidak mengerti bahasa setempat.
Tanpa skenario dan improvisasi
Dalam setiap pertunjukkan Ludruk, tidak ada skenario khusus layakan pertunjukkan teater pada umumnya. Pertunjukkan Ludruk hanya mengangkat tema tertentu, mulai dari dialog, jumlah pemain yang ada dan lainnya murni datang dari imporvisasi para pemain.
Konsep imporvisasi inilah yang membuat Ludruk menjadi menarik.
Setiap pemain Ludruk harus bisa berpikir secara spontan mengenai latar dan dialog apa yang ingin diperankan dalam Ludruk. Dari tema yang ada, para pemain akan memainkan berbagai peran tanpa skenario dan ini yang membuat Ludruk menjadi lebih menarik dari pertunjukkan sejenis.
Cak Lontong yang merupakan pelawak dan stand up comedian terkenal Indonesia saat ini memulai karirnya melalui Ludruk.
Kisah Cak Lontong yang mengawali karir sebagai pemain Ludruk saat masih kuliah ia ceritakan saat diwawancarai salah satu acara televisi. Perjalanan Cak Lontong sebelum seperti saat ini merupakan hasil dari pengalamannya saat menjadi pemain Ludruk.